Rabu, 20 April 2011

Mengapa Aku Jatuh Cinta


***
Cinta yang datang melalui proses panjang merupakan cinta yang terbaik. Sesungguhnya cinta yang tulus tidak lahir dalam sekejapan. Ia pun pun tak muncul karena paksaaan. Cinta sejati berjalan sampai di tujuan dengan lambat dan pelan. Ia berjalan melalui perpaduan yang panjang, setelah menegakkan tiang pancang. Cinta yang sejati akan mewujud setelah perjalanan yang panjang, setelah mantap niat dan teguh tujuan. Karena cinta sejati takkan mudah sirna, takkan mudah runtuh tiang, takkan mudah pudar ikatan.

***

Kali ini akan membincangkan risalah ke-3 sampai ke-7, dalam risalah-risalah ini ibn Hazm membahas mengenai sebab-sebab yang melatari cinta. Setiap kasus cinta pasti mempunyai sebab yang melatarinya. beliau memulai ulasannya dari sebab yang paling jauh kemungkinannya. Coba nanti setelah membaca tulisan ini kita bisa evaluasi, cinta yang kita punyai dilatari oleh sebab yang bagaimana …

Yang pertama, yaitu mencintai seseorang lewat mimpi, hal ini pernah terjadi pada sahabat ibnu hazm Abu al Siri. Ketika itu beliau melihat sahabatnya sedang berpikir sangat serius. Kemudian ditanya oleh beliau perihal apa yang sedang pikirkan, namun ia tak menjawab. Namun kemudian sahabatnya berkata “Aku punya pengalaman aneh yang belum terdengar sebelumnya.”

“Apa itu?” sela Ibn Hazm.

“Begini, tadi malam aku bermimpi melihat seorang gadis. Ketika aku bangun, hatiku selalu bersamanya dan benakku dipenuhi bayangannya. Dan sekarang aku berada pada kondisi paling puncak dalam mencintainya”

Menurut beliau, yang dialami sahabatnya itu muncul dari bisikan jiwa dan kebingungannya, serta termasuk dalam kategori angan-angan dan khayalan.

Yang kedua, cinta karena mendengar sifat sang kekasih, padahal ia tidak pernah langsung melihat orangnya. Fenomena ini sering terjadi dalam kehidupan sehari hari, bahkan suara perempaun dari balik dinding saja mampu memunculkan rasa cinta pada laki-laki yang mendengarnya.

Ibn Hazm menganggap sebab cinta ini laksana bangunan yang rapuh tanpa pondasi. Karena orang yang menghabiskan waktu dan pikirannya untuk mencintai orang yang tidak pernah ia lihat pasti mereka-reka seperti apakah rupa dan tampilan fisik orang yang dicintai itu. Benaknya akan menciptakan satu sosok yang sesuai dengan pikirannya serta akan mengkristal menjadi sosok rekaannya dan mengambil bentuk pasti dalam pikirannya, sosok itu yang kemudian selalu ia puja dan ia dambakan. Sehingga, ketika pada suatu hari orang yang diangankannya itu ia jumpai secara langsung, ada dua kemungkinan yang bakal terjadi yaitu orang itu sesuai dengan rekaan pikiran atau sama sekali berbeda. Kalau sama sih oke-oke aja, tapi kalo beda, ini yang jadi masalah.

Yang ketiga, yaitu jatuh cinta karena pandangan pertama. Jenis penyebab cinta ini berkebalikan dengan sebab cinta jenis kedua yang mencintai karena mendengar sifat orang yang ia cintai. Cinta ini terbagi menjadi dua jenis. Yang pertama adalah seseorang tiba-tiba jatuh cinta pada seseorang yang ia jumpai pertama kali. Ia mencintai orang yang tak dikenal sama sekali, baik nama atau tempat tinggalnya. Jenis yang kedua adalah seorang yang mencintai telah tahu nama yang dicintainya begitu pula dengan tempat tinggal dan tempat kelahirannya. hanya saja saat pada pandangan pertama ia cepat mengambil keputusan untuk menjalin hubungan dengan orang yang dicintainya. Hal ini menunjukkan sedikitnya kesabaran, sifatnya akan cepat mengeluh, dan cepat bosan.

Ibn Hazm berkomentar mengenai hal ini bahwa apapun yang cepat tumbuh dan berkembang cepat pula ia mati dan tumbang, sedangkan yang lambat tumbuh, lambat pula habisnya. Begitu juga cinta. Semua di dunia ini mengikuti hukum tersebut.

Sebab cinta selanjutnya yaitu cinta yang datang setelah pengamatan. Sebagian orang tidak mudah jatuh cinta kecuali setelah ia mengetahui betul sifat dan keadaan orang yang ia taksir. Ia melakukan pengamatan yang panjang, pertemuan yang banyak, dan proses pendekatan yang cukup lama. Cinta seperti inilah yang diperkirakan kokoh.

Ibn Hazm melihat orang yang memiliki kecenderungan ini, jika ia mengetahui bahwa di dalam dirinya terdapat benih-benih cinta ia malah mencoba menghindarinya dan berusaha untuk tidak menemuinya. Dengan tujuan agar perasaan yang ada di dalam dirinya tidak berkembang semakin kuat, sehingga ia tidak dapat mengendalikannya. tindakan ini menunjukkan bahwa sebenarnya ia memilki rasa cinta, dan jika ia mampu menundukkannya, maka cintanya akan tertanam kokoh selamanya.   

Dalam pandangan Ibn Hazm cinta yang datang melalui proses panjang merupakan cinta yang terbaik. Sesungguhnya cinta yang tulus tidak lahir dalam sekejapan. Ia pun pun tak muncul karena paksaaan. Cinta sejati berjalan sampai di tujuan dengan lambat dan pelan. Ia berjalan melalui perpaduan yang panjang, setelah menegakkan tiang pancang. Cinta yang sejati akan mewujud setelah perjalanan yang panjang, setelah mantap niat dan teguh tujuan. Karena cinta sejati takkan mudah sirna, takkan mudah runtuh tiang, takkan mudah pudar ikatan.

Nampaknya hal-hal yang dibahas oleh ibn Hazm di atas bertentangan dengan apa yang dinyatakan pertama kali bahwa cinta adalah ketersambungan antara jiwa-jiwa di alam asal yang azali. Namun sebenarnya apa yang disampaikan oleh beliau adalah untuk memperkuat penyataan itu. Jiwa manusia di dalam realitas dunia ini telah tertutup oleh banyak tabir, terpengaruh oleh banyak kepentingan, dan dipenuhi oleh watak-watak keduniaan. Oleh karenanya, banyak sifat baik yang dimiliki seseorang tertutup limbah. Meskipun tidak sepenuhnya tertutup, tetapi paling tidak semua itu menghalangi jiwa untuk menunjukkan sifat-sifat yang asli. Dengan demikian ketersambungan jiwa secara hakiki sulit terwujud kecuali setelah proses pengembalian jati diri jiwa sehingga benar-benar siap menerima kehadiran jiwa lain yang mempunyai karakter dasar dan sifat asli yang sama. Nah, saat itulah dua jiwa akan tersambung bersatu dengan baik tanpa ada sesuatu apapun yang dapat menghalangi jalinan cinta keduanya. Ini cinta yang sangar.

Sebab yang melatari cinta selanjutnya yaitu mencintai seseorang karena sifat yang dimilikinya. Cinta ini bisa dianggap cinta buta. Mereka sering mengatakan bahwa kecantikan atau ketampanan seseorang itu relatif. ia menjadi fanatik dengan sifat yang dimiliki oleh sang kekasih. Ia tak memedulikan omongan orang lain yang menganggapnya pendek akal karena memilih kekasih yang dianggap orang lain sifat yang dimiliki kekasihnya bukanlah sifat yang baik. Ia tak mau berpaling dengan pujaan hatinya. Ia tidak bisa melihat ada orang lain yang lebih baik sifatnya atau lebih indah bentuk luarnya dari sang pujaan. Yo opo maneh nek wes lagi gandrung. Begitulah cinta tanpa pertimbangan yang matang dapat membutakan nurani, mengeruhkan kejernihan pikir, dan melumpuhkan kemampuan akal dalam menentukan pilihan.

Ah, yang namanya cinta memang mempunyai kekuatan, kekuasaan, perintah terhadap jiwa seseorang yang tidak bisa ditentang, putusan yang tak bisa ditolak, hukum yang tak bisa dilanggar, keharusan yang tak bisa ditunda, dan desakan yang tak bisa dibendung. Cinta mampu melunakkan yang keras, mengendurkan yang ketat, melenturkan yang kaku, menawarkan yang masam, bahkan menghalalkan yang terlarang. Wih wih wih.

Begitulah.

Ok, terimaksih, lumayan panjang tulisan yang membincangkan sebagian risalah dari buku Untaian kalung Merpati karya Ibn Hazm al-Andalusy ini tentang sesuatu yang melatari datangnya C.I.N.T.A, semoga yang tertulis ini bermanfaat. Selamat menjadi sang pecinta. Kita berbincang di kesempatan selanjutnya. Semoga Cinta Tuhan selalu tersambung dalam jiwa-jiwa kita.

[]

S.A.L.A.M.  M.A.D.Z.A.B.  C.I.N.T.A.
Ah. Shobirin Obiyoso/21/4/2011 

Selasa, 19 April 2011

Tanda-Tanda Cinta

Perempuan itu mensunyikan diri. Menutup pintu kamarnya. Mengambil buku yang telah lama ia simpan yang belum sempat ia baca. Buku Untaian Kalung Merpati karya Ibn Hazm. Ia mambaca buku itu dengan tersenyum. Jendela kamar ia buka, mengijinkan angin malam menjahili halaman-halaman bukunya. Teh hangat telah terseduh di meja belajarnya. Duduk manis, sesekali melihat langit malam yang samar bertabur bintang. 
“Mungkinkah benar apa yang ia katakan dulu? Tunggu, ini rumit. Tapi tidak, aku akan menganalisanya. Aku akan mengenalinya terlebih dahulu, mengenal tanda-tanda itu, hari-hari ini aku akan bersikap cuek. Seakan-akan tak memperdulikannya. Sembari meneliti apakah memang benar apa yang dikatakannya tempo hari. Di malam itu.

Cinta itu mempunyai tanda-tanda. Siapapun bisa mengenalinya. Bisa melalui pandangan matanya. Ia yang mencintai pandangan matanya akan mengikuti kemana arah yang dicintainya. Ia akan memandang apa yang dipandang sang tercinta. Pandangannya bagaikan manis melekati gula. Ia selalu mencuri-curi pandang kepada yang dicintainya (agar ndak ketara).

Coba nanti kuajak berbicara. Ia yang mencinta akan selalu melayani pembicaran orang yang dicintainya. Tak akan melayani pembicaraan selain dari orang yang dikasihinya. Ia akan mendengarkan dengan seksama apa saja yang dikatakan oleh yang dicintainya. Ia akan selalu berlagak mengiyakan, menyetujui, apapun yang diucapkan sang kekasih meskipun apa yang diucapkannya berbohong, mustahil atau di luar kebiasaan, ia menerima bagitu saja semua kata-kata dan ucapannya.

Bagaimana posisi tubuhya? Akan kulihat juga. Akankah ia bergegas menghampiriku? Ia yang mencinta akan selalu bergegas menuju tempat sang terkasih berada. Sampainya di tempat tujuan, ia akan segera mendekat dan duduk sangat dekat dengan pujaan hati. Ia akan selalu menjauhi kegiatan apapun yang dapat menjauhkan sang terkasih. Ia enggan melangkah menjauh. Saat beranjak dari sang terkasih bagai prajurit yang kalah perang.

Kemudian nanti aku akan muncul dengan tiba-tiba di hadapannya. Akan kulihat wajahnya. Sang pencinta, wajahnya akan menunjukkan kegamangan dan keceriaan kala sang kekasih muncul secara tiba-tiba atau tak terduga. Ia akan panik melihat orang yang mirip dengan kekasihnya, ataupun mendengarkan namanya secara tiba-tiba.

Ia akan melakukan apa saja yang biasa dilakukan oleh kekasihnya walaupun sebelumnya ia tidak pernah melakukan hal itu dan tidak pandai melakukannya. Yang kikir menjadi pemurah, pendiam menjadi banyak bicara, penakut menjadi pemberani, yang jelek kelakuannya menjadi ramah, yang pandir menjadi beradab, yang jorok menjadi suka berhias, yang miskin menjadi sok kaya, yang tua berlagak muda, yang saleh menjadi kegenitan, dan yang pengecut gemar berkorban. Akan aku lihat nanti apakah ada perubahan pada dirinya.

Tanda-tanda cinta yang lainnya adalah selalu ingin mendengar nama kekasih, senang membicarakan dirinya. 
Atau jika orang lain yang membicarakannya ia akan mendengarkan dengan seksama.

Cintamu pada sesuatu akan membuatmu buta dan tuli. begitu kata para orang bijaksana.

Tapi, untuk saat ini sepertinya aku tak mau terlibat akan hal itu. Aku sudah pernah merasakannya. Hingga sekarang masih terasa. Namun bukan dengan kamu. Cinta itu penyakit, dan obatnya ada pada sejauh mana seseorang mau bergaul, mendatangi tempat yang disukai, dan melakukan apa yang digemari. Namun aneh, nampaknya engkau lebih memilih terpanah busur cinta. Engkau malah senantiasa ingin dijangkiti oleh penyakit cinta.

Tidakkah kau tahu sepasang kekasih yang mempunyai tingkatan cinta yang sama satu sama lainnya, dan jika mereka terikat terlalu kuat oleh rasa cinta itu, maka sebagian waktu keduanya akan dihabiskan tanpa makna, masing-masing dengan berani melontarkan kata-kata yang bertentangan, persoalan kecil akan berkembang menjadi masalah yang besar yang menyulitkan mereka, dan pada saatnya, masing-masing akan mengomentari ucapan yang dilontarkan pasangannya lalu menafsirkan dengan tafsiran yang jauh menyimpang dari makna yang seharusnya. Meski tindakan itu dilakukan dengan maksud untuk menguji sejauh mana kejujuran dan keyakinan masing-masing terhadap pasangannya.

Aku capek. Jika hal itu terus berulang-ulang. Capek? Tapi indahnya mungkin di situ.

Coba nanti aku juga seakan-akan berpaling, karena ujian cinta adalah kegelisahan yang mendalam dan kepanikan yang luar biasa ketika sang kekasih terlihat berpaling dan menjauh.

Cinta itu bikin gelisah. Dulu aku pernah merasakan hal ini. Manakala aku mendambakan pertemuan dengan sang kekasih, namun ternyata tiba-tiba ada sesuatu peristiwa yang menghalangi terjadinya pertemuan itu.  

Cinta juga bikin gelisah saat sepasang kekasih terjadi pertengkaran yang tidak diketahui ujung pangkalnya. Ketika itu terjadi, kegelisahan akan memuncak sampai akhirnya mereda dengan sendirinya. Setelah pertengkaran reda, masing-masing pihak bisa saling memaafkan secara suka rela, atau peretengakaran yang secara lahir sudah reda itu kemudian menyisakan kesedihan yang coba diredam demi mempertahankan keutuhan jalinan cinta.

Aku masih belum yakin ia mencintaiku. Aku harus pastikan. Karena jika seorang kekasih kurang mempercayai ketulusan cinta kekasihnya, ia akan megawasi dengan ketat setiap gerak-gerik kekasihnya. Betapa repotnya jika seperti itu." 

***

Perempuan itu tak bisa tidur di malam itu, seakan-akan ia mengitung bintang. Mungkin sebenarnya ia juga jatuh cinta, hanya saja mengingkarinya. seandainya Ptolemius masih hidup, ia pasti menegaskan, dialah manusia paling hebat, penghitung gugusan bintang. Mungkin juga demikian dengan lelaki yang mencintainya. Tak bisa tidur malam itu.

*risalah 2, tanda-tanda cinta/untaian kalung merpati/Ibn Hazm
(Ahmad Shobirin Obiyoso, 20/04/2011)

Senin, 18 April 2011

Hakikat Cinta


Judul buku    : Untaian Kalung Merpati, Seni mencinta dan kisah kasih sepanjang masa.
Penyusun      : Ibn Hazm al-Andalusy
Penerjemah   : Abad Badruzzaman, Lc. M.Ag
Penerbit        : PT. Serambi Ilmu Semesta
Tahun Terbit : Mei 2005/Cetakan 1
ISBN           : 979-16-0069-4

***

Ada seorang lelaki mengungkapkan perasaan cintanya kepada perempuan yang dicintainya, entah dari kata apa ia memulai, perbincangan itu sudah sekitar satu jam.

Sampailah perempuan itu pada pembicaraan yang lumayan serius, “kok bisa seorang lelaki sepertimu, suka sama aku..?” dengan pandangan mata yang tak berani menatap lekaki itu.

Sang lelaki terdiam sejenak, kemudian ia berkata, “Untuk menjawab pertanyaanmu itu, ada baiknya engkau membaca tulisan kang Shobirin di blog ini…”

***

Prolog

Dalam cinta mulanya engkau bermain-main dan akhirnya sungguh-sungguh. Kedalaman makna cinta sagatlah indah dan agung. Kata-kata semata tak kuasa menggambarkan segenap keindahan dan keagungannya. Hakikatnya tidak dapat ditangkap kecuali dengan pengamatan dan penjiwaan yang mendalam. Cinta tak dimusuhi agama dan tidak dilarang oleh syariat. Cinta adalah urusan hati, dan hanya Allah yang mengetahui hati manusia.

Begitulah Ibn Hazm mengawali risalah pertama dalam buku ini. Ia menuliskan buku ini dikarenakan permintaan orang yang dikasihinya. Sang kekasih memohon untuk menyusun sebuah catatan tentang sifat-sifat cinta, makna sebab-sebab, hakikat, dan tujuannya serta segala sesuatu yang mungkin terjadi karenanya. Oleh karenanya tersusunlah buku Untaian Kalung Merpati yang diterjemahkan dari buku Thuq al-Hamamah, fi al Ilfah wa al Ullaf.

Buku ini terbagi menjadi tigapuluh risalah. Sepuluh risalah pertama mengungkapkan dasar-dasar cinta.  Kemudian duabelas risalah lainnya berbicara tentang berbagai fenomena yang terjadi seputar cinta berikut sifat-sifatnya, yang baik maupun yang tercela. Enam risalah lainnya berbicara mengenai hal-hal yang dapat merusak hubungan cinta. Dan dua risalah terakhir dimaksudkan sebagai penutup. Insyaallah saya akan membincangkan risalah-risalah itu dalam blog ini.  Selamat menikmati…

Ketersambungan

Ibn Hazm menganggap bahwa para penguasa negeri seolah-olah enggan mempunyai keturunan selain dari wanita-wanita yang benar-benar mereka cintai. Tidak ada yang lepas dari perasaan cinta ini. Dari raja hingga budak, dari saikh hingga perampok, semua pernah merasakan cinta.

Namun apa sebanarnya hakikat cinta? Beliau berpendapat bahwa cinta adalah jembatan penghubung antara jiwa-jiwa manusia yang berbeda-beda corak dan kecenderungannya. Dan jiwa adalah unsur yang pada dasarnya merupakan unsur paling luhur dalam jiwa manusia.

Rahasia dari persamaan dan perbedaan makhluk adalah ketersambungan dan keterpisahan. Satu bentuk akan mencari bentuk yang lain yang serupa dengannya, seorang akan merasa tenang dengan seorang yang mempunyai kesamaan dengannya. Sebagai contoh, kita bisa melihat banyaknya perkumpulan atau organisasi yang dibentuk karena adanya persamaan semacam ini.  Akan tetapi meskipun mempunyai kecenderungan yang sama, diantaranya seringkali juga terjadi perselisihan.

Lalu bagaimana dengan jiwa manusia? Karakter alami jiwa adalah  berada pada realitas yang bening dan sunyi, begitu kata beliau. Di dalam jiwa menusia mempunyai struktur yang membuatnya bisa berkecenderungan, merindukan sesuatu, menyimpang, mengumbar keinginan nafsu, juga untuk melarikan diri. Hal ini adalah fitrah jiwa yang sudah kita maklumi bersama; jiwa mewarnai setiap gerak-gerik manusia yang selalu mencari ketenangan.

Allah menjadikan kesenangan atau ketentraman pada diri seorang lelaki karena pasangannya berasal dari dirinya. “Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan darinya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa tentram kepadanya” (QS. Al a’raf: 187).

Seandainya sebab munculnya cinta adalah keindahan fisik, maka bisa dipastikan bahwa siapapun yang bentuk fisiknya kurang indah tidak akan dicintai. Namun kenyataanya banyak orang jika dibandingkan dengan orang lain bentuk fisiknya kurang indah namun dicintai. Jika cinta datang karena kesamaan pandangan moral, maka orang tidak akan mencintai seorang yang lainnya yang tidak pernah membantu dirinya. namun kita melihat banyak terjadi banyak orang mencintai yang ia tak memiliki kesamaan pandangan moral. Karena itu, kita bisa mengakatan bahwa sesungguhnya cinta merupakan sesuatu yang bersemayam di kedalaman jiwa.

Orang yang saling mencintai jiwanya akan tersambung, derajat cinta orang yang memadu kasih pasti sama. Sebab keduanya telah berpadu dalam ketersambungan, dan keduanya memiliki peran yang sama dalam hubungan itu. Namun jika kita menemukan seseorang yang tidak membalas cinta, maka sesungguhnya yang terjadi adalah  orang yang tidak mencintai itu masih terkungkung oleh watak-watak dan sifat-sifat keduniaan yang menutupi jiwanya, sehingga ia tidak mampu merasakan ketersambungan salah satu bagian dalam jiwanya dengan orang yang mencintainya itu. Jika saja penghalang-penghalang itu terbuka, maka jiwa keduanya akan tersambung dan mereka akan menjalin rasa cinta dalam derajat kekuatan yang sama.

Jiwa yang belum tersambung ini bisa di ibaratkan dengan api yang terkurung. Jika kurungan ini terbuka, maka api kan bersatu dengan api yang lainnya. Mereka tidak akan bersatu apabila penghalang ini belum terbuka atau tertembus oleh kobaran api ini.

Coba perhatikanlah orang yang saling mencintai, kita tidak akan menemui kecuali di antaranya terdapat keserupaan karakter dan sifat-sifat alamiah. Pasti terdapat keserupaan di antara keduanya, meskipun dalam kadar yang sedikit. Semakin banyak keserupaan semakin bertambah daya tarik di antara keduanya dan semakin kuat pula kasih sayang di antara keduanya. Mengenai jiwa, Rasulullah saw. Pernah bersabda,  “Jiwa-jiwa manusia adalah laksana pasukan bersenjata. Yang saling mengenal di antara mereka akan bersatu, sedang yang tidak saling mengenalakan berpencar”. Juga ada ucapan orang yang saleh, “ Ruh orang-orang yang beriman akan saling mengenal.”

Dalam kenyataan sehari-hari, sebagian besar manusia mencintai manusia lainnya karena keindahan fisik, dan itulah alasan yang paling sering memunculkan cinta. Pada dasarnya, jiwa itu memang indah dan selalu terpikat pada sesuatu yang yang indah, serta condong kepada tampilan-tampilan yang bagus. Ketika jiwa seseorang tertarik pada jiwa yang lain, dan ternyata di balik jiwa orang yang dicintainya itu mempunyai keserupaan dengan jiwanya, maka jiwanya akan semakin tertarik dan semakin tersambung dengan jiwa orang itu. Itulah cinta yang hakiki. Apabila di balik jiwa orang yang dicintainya itu tidak ada sesuatu yang menyerupai jiwanya, maka cintanya terbatas pada keindahan fisik saja, tak lebih dan itulah yang dinamakan syahwat.  

Ada berbagai macam cinta yang kita ketahui, cinta yang paling utama adalah cinta antara dua orang karena Allah ‘Azza wa Jalla. Ada juga cinta kerabat, cinta karena kesamaan tujuan, cinta persahabatan, cinta pengetahuan, cinta pada kebaikan yang dimiliki orang lain, cinta karena tamak akan kedudukan yang didambakan, cinta antara dua orang yang mencinta karena ada sesuatu yang disepakati oleh keduanya, yang mereka rahasiakan dari pandangan umum, cinta akan kesenangan dan kebebasan mengumbar gejolak nafsu, dan cinta kasih yang tanpa alasan apapun selain ketersambungan jiwa yang telah ibn Hazm sampaikan.

Semua jenis cinta yang tumbuh karena suatu sebab akan segera musnah seiring dengan hilangnya sebab, akan semakin bertambah kuat seiring semakin kuatnya sebab, akan terus berkurang seiring berkurangnya sebab, akan semakin bertambah seiring dengan bertambahnya sebab, akan semakin mendalam ketika alasan cinta semakin dekat, dan akan mengendur ketika alasan cinta semakin jauh. Tak ada cinta abadi kecuali cinta kasih yang tulus yang keluar dari kedalaman jiwa.

Semoga cinta yang kita punyai adalah cinta yang berasal dari kedalaman jiwa.

Demikianlah perbincangan kita dalam risalah pertama dalam buku Untaian Kalung Merpati, yang disusun oleh Ibn Hazm al Andalusi. Semoga bermanfaaat.

Risalah berikutnya akan berbicara mengenai tanda-tanda cinta, nantikan …

***

“Kini kau telah tahu, aku tak tahu apa sebab aku mencintaimu, aku tak punya alasan mengapa aku mencintaimu.., jika aku bisa memilih aku akan memilih perempuan yang lebih cantik, lebih pintar atau lebih segalanya darimu, tapi aku tak tahu kenapa aku memilih kamu..?!” begitu lelaki itu menjawab dengan suara yang halus namun mantap.
“Apa benar yang kau katakan?, jangan-jangan ketidakpunyaan alasan kenapa mencintaiku itu sebagai alasan pula agar aku menerima cintamu, agar seakan-akan cintamu terlihat tulus…” Sanggah perempuan itu.
“…”
Tak tahu apa selanjutnya yang mereka perbincangkan selanjutnya. Mereka berdua terlihat saling canda, sampai hampir tiga jam…


(ahmad shobirin obiyoso/19/4/2011)