Rabu, 20 April 2011

Mengapa Aku Jatuh Cinta


***
Cinta yang datang melalui proses panjang merupakan cinta yang terbaik. Sesungguhnya cinta yang tulus tidak lahir dalam sekejapan. Ia pun pun tak muncul karena paksaaan. Cinta sejati berjalan sampai di tujuan dengan lambat dan pelan. Ia berjalan melalui perpaduan yang panjang, setelah menegakkan tiang pancang. Cinta yang sejati akan mewujud setelah perjalanan yang panjang, setelah mantap niat dan teguh tujuan. Karena cinta sejati takkan mudah sirna, takkan mudah runtuh tiang, takkan mudah pudar ikatan.

***

Kali ini akan membincangkan risalah ke-3 sampai ke-7, dalam risalah-risalah ini ibn Hazm membahas mengenai sebab-sebab yang melatari cinta. Setiap kasus cinta pasti mempunyai sebab yang melatarinya. beliau memulai ulasannya dari sebab yang paling jauh kemungkinannya. Coba nanti setelah membaca tulisan ini kita bisa evaluasi, cinta yang kita punyai dilatari oleh sebab yang bagaimana …

Yang pertama, yaitu mencintai seseorang lewat mimpi, hal ini pernah terjadi pada sahabat ibnu hazm Abu al Siri. Ketika itu beliau melihat sahabatnya sedang berpikir sangat serius. Kemudian ditanya oleh beliau perihal apa yang sedang pikirkan, namun ia tak menjawab. Namun kemudian sahabatnya berkata “Aku punya pengalaman aneh yang belum terdengar sebelumnya.”

“Apa itu?” sela Ibn Hazm.

“Begini, tadi malam aku bermimpi melihat seorang gadis. Ketika aku bangun, hatiku selalu bersamanya dan benakku dipenuhi bayangannya. Dan sekarang aku berada pada kondisi paling puncak dalam mencintainya”

Menurut beliau, yang dialami sahabatnya itu muncul dari bisikan jiwa dan kebingungannya, serta termasuk dalam kategori angan-angan dan khayalan.

Yang kedua, cinta karena mendengar sifat sang kekasih, padahal ia tidak pernah langsung melihat orangnya. Fenomena ini sering terjadi dalam kehidupan sehari hari, bahkan suara perempaun dari balik dinding saja mampu memunculkan rasa cinta pada laki-laki yang mendengarnya.

Ibn Hazm menganggap sebab cinta ini laksana bangunan yang rapuh tanpa pondasi. Karena orang yang menghabiskan waktu dan pikirannya untuk mencintai orang yang tidak pernah ia lihat pasti mereka-reka seperti apakah rupa dan tampilan fisik orang yang dicintai itu. Benaknya akan menciptakan satu sosok yang sesuai dengan pikirannya serta akan mengkristal menjadi sosok rekaannya dan mengambil bentuk pasti dalam pikirannya, sosok itu yang kemudian selalu ia puja dan ia dambakan. Sehingga, ketika pada suatu hari orang yang diangankannya itu ia jumpai secara langsung, ada dua kemungkinan yang bakal terjadi yaitu orang itu sesuai dengan rekaan pikiran atau sama sekali berbeda. Kalau sama sih oke-oke aja, tapi kalo beda, ini yang jadi masalah.

Yang ketiga, yaitu jatuh cinta karena pandangan pertama. Jenis penyebab cinta ini berkebalikan dengan sebab cinta jenis kedua yang mencintai karena mendengar sifat orang yang ia cintai. Cinta ini terbagi menjadi dua jenis. Yang pertama adalah seseorang tiba-tiba jatuh cinta pada seseorang yang ia jumpai pertama kali. Ia mencintai orang yang tak dikenal sama sekali, baik nama atau tempat tinggalnya. Jenis yang kedua adalah seorang yang mencintai telah tahu nama yang dicintainya begitu pula dengan tempat tinggal dan tempat kelahirannya. hanya saja saat pada pandangan pertama ia cepat mengambil keputusan untuk menjalin hubungan dengan orang yang dicintainya. Hal ini menunjukkan sedikitnya kesabaran, sifatnya akan cepat mengeluh, dan cepat bosan.

Ibn Hazm berkomentar mengenai hal ini bahwa apapun yang cepat tumbuh dan berkembang cepat pula ia mati dan tumbang, sedangkan yang lambat tumbuh, lambat pula habisnya. Begitu juga cinta. Semua di dunia ini mengikuti hukum tersebut.

Sebab cinta selanjutnya yaitu cinta yang datang setelah pengamatan. Sebagian orang tidak mudah jatuh cinta kecuali setelah ia mengetahui betul sifat dan keadaan orang yang ia taksir. Ia melakukan pengamatan yang panjang, pertemuan yang banyak, dan proses pendekatan yang cukup lama. Cinta seperti inilah yang diperkirakan kokoh.

Ibn Hazm melihat orang yang memiliki kecenderungan ini, jika ia mengetahui bahwa di dalam dirinya terdapat benih-benih cinta ia malah mencoba menghindarinya dan berusaha untuk tidak menemuinya. Dengan tujuan agar perasaan yang ada di dalam dirinya tidak berkembang semakin kuat, sehingga ia tidak dapat mengendalikannya. tindakan ini menunjukkan bahwa sebenarnya ia memilki rasa cinta, dan jika ia mampu menundukkannya, maka cintanya akan tertanam kokoh selamanya.   

Dalam pandangan Ibn Hazm cinta yang datang melalui proses panjang merupakan cinta yang terbaik. Sesungguhnya cinta yang tulus tidak lahir dalam sekejapan. Ia pun pun tak muncul karena paksaaan. Cinta sejati berjalan sampai di tujuan dengan lambat dan pelan. Ia berjalan melalui perpaduan yang panjang, setelah menegakkan tiang pancang. Cinta yang sejati akan mewujud setelah perjalanan yang panjang, setelah mantap niat dan teguh tujuan. Karena cinta sejati takkan mudah sirna, takkan mudah runtuh tiang, takkan mudah pudar ikatan.

Nampaknya hal-hal yang dibahas oleh ibn Hazm di atas bertentangan dengan apa yang dinyatakan pertama kali bahwa cinta adalah ketersambungan antara jiwa-jiwa di alam asal yang azali. Namun sebenarnya apa yang disampaikan oleh beliau adalah untuk memperkuat penyataan itu. Jiwa manusia di dalam realitas dunia ini telah tertutup oleh banyak tabir, terpengaruh oleh banyak kepentingan, dan dipenuhi oleh watak-watak keduniaan. Oleh karenanya, banyak sifat baik yang dimiliki seseorang tertutup limbah. Meskipun tidak sepenuhnya tertutup, tetapi paling tidak semua itu menghalangi jiwa untuk menunjukkan sifat-sifat yang asli. Dengan demikian ketersambungan jiwa secara hakiki sulit terwujud kecuali setelah proses pengembalian jati diri jiwa sehingga benar-benar siap menerima kehadiran jiwa lain yang mempunyai karakter dasar dan sifat asli yang sama. Nah, saat itulah dua jiwa akan tersambung bersatu dengan baik tanpa ada sesuatu apapun yang dapat menghalangi jalinan cinta keduanya. Ini cinta yang sangar.

Sebab yang melatari cinta selanjutnya yaitu mencintai seseorang karena sifat yang dimilikinya. Cinta ini bisa dianggap cinta buta. Mereka sering mengatakan bahwa kecantikan atau ketampanan seseorang itu relatif. ia menjadi fanatik dengan sifat yang dimiliki oleh sang kekasih. Ia tak memedulikan omongan orang lain yang menganggapnya pendek akal karena memilih kekasih yang dianggap orang lain sifat yang dimiliki kekasihnya bukanlah sifat yang baik. Ia tak mau berpaling dengan pujaan hatinya. Ia tidak bisa melihat ada orang lain yang lebih baik sifatnya atau lebih indah bentuk luarnya dari sang pujaan. Yo opo maneh nek wes lagi gandrung. Begitulah cinta tanpa pertimbangan yang matang dapat membutakan nurani, mengeruhkan kejernihan pikir, dan melumpuhkan kemampuan akal dalam menentukan pilihan.

Ah, yang namanya cinta memang mempunyai kekuatan, kekuasaan, perintah terhadap jiwa seseorang yang tidak bisa ditentang, putusan yang tak bisa ditolak, hukum yang tak bisa dilanggar, keharusan yang tak bisa ditunda, dan desakan yang tak bisa dibendung. Cinta mampu melunakkan yang keras, mengendurkan yang ketat, melenturkan yang kaku, menawarkan yang masam, bahkan menghalalkan yang terlarang. Wih wih wih.

Begitulah.

Ok, terimaksih, lumayan panjang tulisan yang membincangkan sebagian risalah dari buku Untaian kalung Merpati karya Ibn Hazm al-Andalusy ini tentang sesuatu yang melatari datangnya C.I.N.T.A, semoga yang tertulis ini bermanfaat. Selamat menjadi sang pecinta. Kita berbincang di kesempatan selanjutnya. Semoga Cinta Tuhan selalu tersambung dalam jiwa-jiwa kita.

[]

S.A.L.A.M.  M.A.D.Z.A.B.  C.I.N.T.A.
Ah. Shobirin Obiyoso/21/4/2011 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar